KLAYAR
PANTAI TERINDAH DI PACITAN
Assalamualaikum
Kali ini saya akan membagi petualanganku di pacitan jawa timur.
Perjalananku
ditahun baru 2014.Aku berangkat jam lima pagi dari rumah,kebetulan
keberangkatan bersama teman ya sekitar 10 orang dengan 5 sepada
motor.Perjalanan kami dari solo ke Pacitan membutuhkan 3.5 jam lamanya.Hanya
bermodal nekat dan sedikit uang di saku ,itu sudah cukup bagi kami.Liburan sederhana
dengan fasilitas seadanya agar ditahun yang baru punya cerita.Sepeda motor kami
pacu menembus hujan gerimis tak peduli demi keinginan tuk sampai
tujuan.Perjalananku tidak hanya orang dewasa saja,kami smua telah berkeluarga
tentu saja anak ikut serta.Kebetulan ada anak temanku yang baru berusia 11
bulan,makanya perjalanan kami kadang berhenti untuk sekedar membikinkan susu
atau berhenti tuk berteduh.
Kehujanan |
Jalur keberangkatan kami tempuh lewat
kota Wonogiri-Batu-Pacitan.Selepas dari Wonogiri hujan trus mengejar perjalanan
kami,karena ada anak-anak terpaksa kami berteduh sambil sedikit minum kopi
untuk sekedar menghangatkan tubuh.Yang bikin aku terpaku anak kecil yang belum
genap setahun usianya itu tak sedikit pun menangis padahal kondisi sangat
dingin malah tersenyum,dia lah yang membuat kami tersenyum dan menghangatkan
suasana.Dengan perbedaan sepeda motor bukan lantas saling beradu kecepatan tapi
rasa kebersamaan yang kami junjung tinggi.Memang kita bukan bakers dengan
kendaraan mewah dengan perlengkapan yang wah,kita hanya membawa keinginan dan
mimpi tuk kepantai menyenangkan keluarga dengan kemampuan seadanya.Jalanan yang
kita lalui sangat menyenangkan gunung yang menjulang tinggi,hamparan sawah yang
hijau dan pinggiran jalan yang masih Nampak asri dengan tumbuhan yang hijau
seakan tak jenuh mata memandang.Terlihat penduduk sibuk dengan kegiatannya ada
yang di sawah ,ada yang mengembalan dan sibuk mencari kayu bakar.Seolah tak
banyak keinginannya,tidak seperti kehidupan di kota.Jalanan di Pacitan pun
sudah halus beraspal.Mendekati tempat yang kami tuju ,medan jalanpun berubah
menjadi naik turun perbukitan kapur ciri khas dari jalur pantai selatan .Setelah
melihat papan penunjuk jalan kearah GUA GONG kami berbelok kearah kanan karena
untuk menuju pantai klayar kita harus melewati gua gong dan jarak tempuh masih
13 km dari gua gong .Ada jalan lain yang lebih dekat yaitu melewati jalur
wonogiri-pracimantoro-paranggupito dan ikuti arah ke pantai NAMPU sebelum ke
nampu ada jalan cabang ambil ke kiri arah pasar kalak dari sini kita akan
melewati pantai BANYU TIBO, sampai pasar kalak ambil ke kanan tinggal ikuti
jalan yang ada,karena waktu pulang kami melewati jalur ini dan ternyata lebih
menghemat waktu tempuh.Dan kurang lebih 1km dari tempat tujuan betapa
terkejutnya kami karena jalanan sudah padat tak bergerak di penuhi pengunjung, terpaksa
kuda besi kami parkir di tanah kosong yang berlumpur dan melanjutkan dengan
jalan kaki sekitar 500m ,kelelahan kami pun terbayar setelah melihat turunan tajam yang ternyata kami sudah bisa
melihat keindahan pantai klayar dari kejauhan dan bukan hanya kami saja yang
terpesona akan keindahanya, tetapi semua pegunjung pun sama seperti yang saya
rasakan.Itu dapat di lihat karena sebagian dari mereka mengeluarkan kamera
untuk mengabadikan pandangan mereka.
Doc pribadi |
Suasana
pantai yang ramai pengunjung, mungkin ini jadi pelajaran bagi kami untuk
tidak pergi berwisata di hari libur
nasional,karena tidak bisa menikmatinya karena harus berbagi dengan banyak
orang bahkan untuk ke kamar mandi harus antri yang panjang
seruling samudra |
Ini yang
terkenal dari pantai klayar yang disebut seruling laut ini terjadi karena pada
batu karang terdapat celah yang apabila di hempas ombak akan keluar air semacam
pernafasan ikan paus ,dan bila malam kata penduduk setempat akan mengeluarkan
bunyi mirip suara seruling .seruling laut ini letaknya di balik sebuah batu
karang yang besar di sebelah kiri dan waktu itu kami di kenakan biaya Rp 2000,-
untuk menuju ke area tersebut.untuk melihat view yang labih menajubkan lagi
kita bisa menaiki bukit yang ada di sebelahnya ,sayangnya saya tidak sempat
mengabadikanya karena lupa membawa kamera ke atas maklum karena waktu itu diguyur hujan jadi
buru-buru untuk pulang jadi banyak spot-spot yang tidak bisa saya abadikan.Dan
Alhamdulillah kami sampai di rumah dengan selamat dengan membawa sebuah
kenangan yang bisa jadi cerita penghantar tidur.Sampai jumpa lagi di petualangan kami berikutnya